By : u1blackholes
Level 1: Tujuan
1. Memberikan
informasi keuangan yang dapat dipercaya dan bermanfaat bagi investor dan
kreditor untuk ddasar pengambilan kepututsan investasi dan pemberian kredit.
2. Memberikan
informasi keuangan yang dapat membantuk para pemakai dalam meramalkan aliran
kas masuk ke perusahaan.
3. Memberikan
informasi tentang sumber-sumber ekonomi
suatu perusahaan, klaim terhadap sumber-sumber tersebut
Level 2: Konsep Dasar
Karakteristik Kulitatif (Qualitative
Characteristic)
1. Relevance
(Relevansi)
Informasi
harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan
keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi
keputusan ekonomi pemakai dan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu,
masa kini dan masa depan, menegaskan atau mengkoreksi hasil evaluasi mereka di
masa lalu.
a. Materialitas
Relevansi informasi dipengaruhi oleh hakekat
dan materialitasnya. Informasi dianggap material kalau kelalaian untuk
mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat
mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai yang diambil atsa dasar laporan
keuangan. Materialitas tergantung pada besarnya pos dan kesalahan yang dinilai
sesuai dengan situasi khusus dari kelalaian dalam mencantumkan atau kesalahan
dalam mencatat.
2. Realibility
(keandalan/dapat dipercaya)
suatu
informasi dapat dipercaya jika dapat dibuktikan,bebas dari kesalahan, bebas
dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan
pemakainya sebagai penyajian yang tulus dan jujur.
a. Verifiability
(dapat dibuktikan)
Dapat
diuji kebenarannya
b. Representational
faithfulness (kejujuran penyajian)
Menggambarkan
keadaan secara wajar sesuai peristiwa yang digambarkan.
c. neutrality
(netral)
tidak
adanya unsur bias dalam penyajian dan tidak dipengaruhi oleh hasil yang telah
ditentukan sebelumnya.
3. Comparability (
dapat dibandingkan)
Informasi
dalam laporan keuangan akan lebih berguna bila dapat dibandingkan dengan
laporan keuangan sebelumnya dari perusahaan yang sama maupun dengan laporan
keuangan perusahaan sejenis pada periode yang sama.
4. Consistency (Konsistensi)
Konsistensi
penggunaan prosedur akuntansi yang sama oleh satu perusahaan dari satu periode
ke periode berikutnya, penggunaan konsep dan prosedur pengukuran yang sama
untuk perkiraan yang bersangkutan dalam laporan perusahaan dalam suatu periode,
dan penggunaan prosedur yang sama oleh perusahaan yang berbeda. Jika digunakan
prosedur pengukuran yang berbeda maka sulit untuk memproyeksikan tren atau
menjelaskan pengaruhnya terhadap perusahaan dari periode ke periode yang
dipengaruhi faktor eksternal.
a. Tepat
Waktu (Timeliness)
Informasi
harus tepat waktu, artinya informasi yang digunakan investor dan kreditor pada
saat membuat ramalan dan keputusan harus terbaru. Pengumpulan dan
pengikhtisaran informasi akuntansi dan publikasinya harus secepat mungkin guna
menjamin tersedianya informasi yang tepat waktu bagi para pemakai.
Elements (Unsur-unsur dalam laporan
keuangan)
1. Aset adalah probabilitas manfaat
ekonomi di masa mendatang yang diperoleh atau dikendalikan oleh entitas
tertentu sebagai hasil transaksi atau kejadian masa lalu.
2. Liabilities (Kewajiban) adalah
probabilitas pengorbanan manfaat ekonomi di masa mendatang yang ditimbulkan
dari kewajiban entitas tertentu saat ini untuk memindahkan asset atau
menyediakan jasa kepada entitas lain di masa mendatang sebagai hasil transaksi
atau kejadian masa lalu.
3. Ekuitas atau net asset adalah residual
interest pada asset sebuah entitas yang masih tersisa setelah dikurangi
kewajibannya. Di perusahaan bisnis, ekuitas merupakan kepentingan (hak)
pemilik. Di entitas non profit yang tidak memiliki kepentingan (hak)
kepemilikan seperti pada entitas bisnis, net asset dibagi menjadi tiga kelas
berdasarkan ada atau tidaknya donor- imposed restrictions yaitu: permanently
restricted, temporarily restricted, dan unrestricted net asset.
4. Investasi Pemilik adalah kenaikan
ekuitas entitas bisnis sebagai hasil dari transfer sesuatu yang berharga ke
entitas tertentu (perusahaan) dari entitas lain untuk memperoleh atau
meningkatkan ekuitas pemilik di perusahaan tersebut. Pemilik pada umumnya
menerima asset sebagai investasi, tapi dapat juga berupa jasa atau kepuasan
atau konversi liabilitas (kewajiban) perusahaan.
5. Distribusi kepada pemilik adalah
penurunan ekuita entitas (perusahaan) yang dihasikan dari perpindahan asset,
penyewaan jasa, atau pemberian pinjaman dari perusahaan kepada pemilik.
Distribusi kepada pemilik akan mengurangi ekuitas pemilik di perusahaan
tersebut.
6. Komprehensif
Income adalah perubahan ekuitas entitas bisnis selama satu periode dari
transaksi dan kejadian lain dan keadaan yang bersumber bukan dari pemilik.
Meliputi seluruh perubahan dalam ekuitas selama satu periode kecuali yang
dihasilkan dari investasi dari pemilik dan distribusi kepada pemilik.
7. Revenues
adalah aliran masuk atau kenaikan asset lain pada sebuah entitas atau pelunasan
kewajibannya (atau kombinasi dari keduanya) dari mengantarkan atau memproduksi
barang, menyewakan jasa, atau aktivitas lain yang menjadi aktivitas operasi
utama perusahaan.
8. Biaya
adalah aliran keluar atau pengurangan asset lain atau pengeluaran yang terkait
dengan liabilitas (atau kombinasi keduanya) dari mengantarkan, menyewakan jasa,
atau melakukan aktivitas lain yang menjadi aktivitas operasi utama perusahaan.
9. Gain adalah
kenaikan ekuitas (net asset) dari peripheral atau transaksi insidental sebuah
entitas dan dari seluruh transaksi lain dan kejadian lain dan keadaan yang
mempengaruhi entitas kecuali yang berasal dari revenue atau investasi dari
pemilik.
10. Loss atau Rugi adalah
penurunan ekuitas (net asset) yang berasal dari peripheral atau transaksi
incidental sebuah entitas dan dari seluruh transaksi lain dan kejadian lain dan
keadaan yang mempengaruhi entitas kecuali yang berasal dari revenue atau
investasi dari pemilik.
Level Tiga: Konsep Pengakuan dan
Pengukururan
Asumsi Dasar Akuntansi (Assumptions)
1. Kesatuan
Usaha Ekonomi (Economic Entity)
Dalam
konsep ini perusahaan dipandang sebagai sebagai suatu unit usaha yang berdiri
sendiri, terpisah dari pemiliknya.
2.
Kontinuitas Usaha (Going Concern/Continuity)
Asumsi
ini menganggap bahwa suatu perusahaan itu akan hidup terus, dalam arti
diharapkan tidak akan terjadi likuidasi di masa yang akan datang.
3. Pengunaan
Unit Moneter dalam pencatatan (Monetary
Unit)
Asumsi
ini menganggap mata uang adalah alat pengukur yang stabil dan tidak
berganti-ganti
4. Tepat
Waktu (Time-Period/Periodicity)
Kegiatan
perusahaan berjalan terus antar periode menimbulkan masalah pengakuan dan
pengalokasian ke dalam perode-periode tertentu di mana dibuat laporan keuangan,
untuk itu laporan keuangan harus dibuat tepat pada waktunya.
Prinsip Dasar Akuntansi (Principles)
Konsep
dasar yang mendasari penyusunan prinsip akuntansi adalah sebagai berikut :
1. Prinsip
Biaya Historis (Historical Cost
Principle)
Prinsip
ini menghendaki digunakannya harga perolehan dalam mencatat aktiva, utang,
modal dan biaya.
2.
Prinsip Pengakuan Pendapatan (Revenue Recognition Principle)
Prinsip
ini menyangkut cara penentuan pendapatan berkala, yang dapat memenuhi kebutuhan
untuk penyusunan laporan keuangan yang tepat pada waktunya.
3. Prinsip
Mempertemukan (Matching Principle)
Untuk
menyusun laporan keuangan periodik pendapatan yang diperoleh atau terjadi dalam
periode akuntansi tertentu harus dipertemukan secara layak dengan biaya-biaya
yang terjadi dalam periode akuntansi yang sama.
4. Prinsip
pengungkapan penuh (Full Disclosure
Principle)
Yang
dimaksud dengan prinsip ini adalah menyajikan informasi yang lengkap dalam laporan
keuangan.
Keterbatasan Laporan Keuangan
(Constraints)
Keterbatasan
yang menjadi kendala dalam penyajian informasi keuangan
1.
Cost-
benefit
Informasi
disajikan jika manfaatnya melibihi biaya penyusunan dan penyajiannya.
2.
Materiality
Materialitas
: pengungkapan informasi dapat menyebabkan keputusan yang berbeda (berlawanan)
dengan keputusan yang diambil, seandainya informasi tersebut tidak diungkapkan.
3.
Industry
practice
Setiap
industry memiliki karakteristik yang berbeda.
4.
Conservatism
Apabila
perusahaan memilih satu diantara dua teknik akuntansi yang ada, maka harus
dipilih alternative yang kurang menguntungkan bagi ekuitas pemegang saham.
Hierarchy
of Accounting Qualities
Understandability (Dapat Diuji)
Pengukuran
tidak dapat sepenuhnya lepas dari pertimbangan dan pendapat yang subjektif. Hal
ini berhubungan dengan keterlibatan manusia dalam proses pengukuran dan
penyajian informasi, sehingga proses pengukuran itu tidak lagi berlandaskan
realitas objektif semata. Dengan demikian untuk meningkatkan manfaatnya
informasi keuangan harus dapat diuji kebenarannya oleh para pengukur yang
independen dengan menggunakan metode pengukuran yang sama.
Karakteristik Kualitatif dari SI
Kualitas primer
1. Relevan:
informasi akuntansi harus dapat membuat perbedaan dalam keputusan
a. Prediktif Value (nilai
peramalan): membantu user untuk melakukan peramalan tentang hasil akhir dari
kejadian masa lalu, sekarang dan masa yang akan datang
b. Feedback Value (nilai
umpan balik): membantu user untuk mendukung dan memperbaiki perkiraan
sebelumnya
c. timeliness:
tepat waktu
2. Realibility
(dapat dipercaya): suatu informasi dapat dipercaya jika dapat dibuktikan,bebas
dari kesalahan, bebas dari bias dan disajikan secara jujur.
a. Verifiability
(dapat dibuktikan)
b. Representational faithfulness (kejujuran
penyajian)
c. Neutrality
(netral)
Kualitas sekunder
1. Comparability
(dapat diperbandingkan): informasi dinilai dan dilaporkan dengan cara yang sama
2. Consistency
(konsisten): penerapan perlakukan akuntansi yang sama atas kejadian yang sama
selama beberapa periode.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar