Jumat, 19 Oktober 2012

Conceptual Framework


By : u1blackholes



 



Level 1: Tujuan
1.    Memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya dan bermanfaat bagi investor dan kreditor untuk ddasar pengambilan kepututsan investasi dan pemberian kredit.
2.    Memberikan informasi keuangan yang dapat membantuk para pemakai dalam meramalkan aliran kas masuk ke perusahaan.
3.    Memberikan informasi tentang sumber-sumber ekonomi  suatu perusahaan, klaim terhadap sumber-sumber tersebut

Level 2: Konsep Dasar
Karakteristik Kulitatif (Qualitative Characteristic)
1.    Relevance (Relevansi)
Informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini dan masa depan, menegaskan atau mengkoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu.
a.    Materialitas
Relevansi informasi dipengaruhi oleh hakekat dan materialitasnya. Informasi dianggap material kalau kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai yang diambil atsa dasar laporan keuangan. Materialitas tergantung pada besarnya pos dan kesalahan yang dinilai sesuai dengan situasi khusus dari kelalaian dalam mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat.



2.    Realibility (keandalan/dapat dipercaya)
suatu informasi dapat dipercaya jika dapat dibuktikan,bebas dari kesalahan, bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus dan jujur.
a.    Verifiability (dapat dibuktikan)
Dapat diuji kebenarannya
b.    Representational faithfulness (kejujuran penyajian)
Menggambarkan keadaan secara wajar sesuai peristiwa yang digambarkan.
c.    neutrality (netral)
tidak adanya unsur bias dalam penyajian dan tidak dipengaruhi oleh hasil yang telah ditentukan sebelumnya.
3.    Comparability ( dapat dibandingkan)
Informasi dalam laporan keuangan akan lebih berguna bila dapat dibandingkan dengan laporan keuangan sebelumnya dari perusahaan yang sama maupun dengan laporan keuangan perusahaan sejenis pada periode yang sama.
4.    Consistency (Konsistensi)
Konsistensi penggunaan prosedur akuntansi yang sama oleh satu perusahaan dari satu periode ke periode berikutnya, penggunaan konsep dan prosedur pengukuran yang sama untuk perkiraan yang bersangkutan dalam laporan perusahaan dalam suatu periode, dan penggunaan prosedur yang sama oleh perusahaan yang berbeda. Jika digunakan prosedur pengukuran yang berbeda maka sulit untuk memproyeksikan tren atau menjelaskan pengaruhnya terhadap perusahaan dari periode ke periode yang dipengaruhi faktor eksternal.
a.    Tepat Waktu (Timeliness)
Informasi harus tepat waktu, artinya informasi yang digunakan investor dan kreditor pada saat membuat ramalan dan keputusan harus terbaru. Pengumpulan dan pengikhtisaran informasi akuntansi dan publikasinya harus secepat mungkin guna menjamin tersedianya informasi yang tepat waktu bagi para pemakai.

Elements (Unsur-unsur dalam laporan keuangan)
1. Aset adalah probabilitas manfaat ekonomi di masa mendatang yang diperoleh atau dikendalikan oleh entitas tertentu sebagai hasil transaksi atau kejadian masa lalu.
2. Liabilities (Kewajiban) adalah probabilitas pengorbanan manfaat ekonomi di masa mendatang yang ditimbulkan dari kewajiban entitas tertentu saat ini untuk memindahkan asset atau menyediakan jasa kepada entitas lain di masa mendatang sebagai hasil transaksi atau kejadian masa lalu.
3. Ekuitas atau net asset adalah residual interest pada asset sebuah entitas yang masih tersisa setelah dikurangi kewajibannya. Di perusahaan bisnis, ekuitas merupakan kepentingan (hak) pemilik. Di entitas non profit yang tidak memiliki kepentingan (hak) kepemilikan seperti pada entitas bisnis, net asset dibagi menjadi tiga kelas berdasarkan ada atau tidaknya donor- imposed restrictions yaitu: permanently restricted, temporarily restricted, dan unrestricted net asset.
4. Investasi Pemilik adalah kenaikan ekuitas entitas bisnis sebagai hasil dari transfer sesuatu yang berharga ke entitas tertentu (perusahaan) dari entitas lain untuk memperoleh atau meningkatkan ekuitas pemilik di perusahaan tersebut. Pemilik pada umumnya menerima asset sebagai investasi, tapi dapat juga berupa jasa atau kepuasan atau konversi liabilitas (kewajiban) perusahaan.
5. Distribusi kepada pemilik adalah penurunan ekuita entitas (perusahaan) yang dihasikan dari perpindahan asset, penyewaan jasa, atau pemberian pinjaman dari perusahaan kepada pemilik. Distribusi kepada pemilik akan mengurangi ekuitas pemilik di perusahaan tersebut.
6. Komprehensif Income adalah perubahan ekuitas entitas bisnis selama satu periode dari transaksi dan kejadian lain dan keadaan yang bersumber bukan dari pemilik. Meliputi seluruh perubahan dalam ekuitas selama satu periode kecuali yang dihasilkan dari investasi dari pemilik dan distribusi kepada pemilik.
7. Revenues adalah aliran masuk atau kenaikan asset lain pada sebuah entitas atau pelunasan kewajibannya (atau kombinasi dari keduanya) dari mengantarkan atau memproduksi barang, menyewakan jasa, atau aktivitas lain yang menjadi aktivitas operasi utama perusahaan.
8. Biaya adalah aliran keluar atau pengurangan asset lain atau pengeluaran yang terkait dengan liabilitas (atau kombinasi keduanya) dari mengantarkan, menyewakan jasa, atau melakukan aktivitas lain yang menjadi aktivitas operasi utama perusahaan.
9. Gain adalah kenaikan ekuitas (net asset) dari peripheral atau transaksi insidental sebuah entitas dan dari seluruh transaksi lain dan kejadian lain dan keadaan yang mempengaruhi entitas kecuali yang berasal dari revenue atau investasi dari pemilik.
10. Loss atau Rugi adalah penurunan ekuitas (net asset) yang berasal dari peripheral atau transaksi incidental sebuah entitas dan dari seluruh transaksi lain dan kejadian lain dan keadaan yang mempengaruhi entitas kecuali yang berasal dari revenue atau investasi dari pemilik.

Level Tiga: Konsep Pengakuan dan Pengukururan
Asumsi Dasar Akuntansi (Assumptions)
1.    Kesatuan Usaha Ekonomi (Economic Entity)
Dalam konsep ini perusahaan dipandang sebagai sebagai suatu unit usaha yang berdiri sendiri, terpisah dari pemiliknya.
2.    Kontinuitas Usaha (Going Concern/Continuity)
Asumsi ini menganggap bahwa suatu perusahaan itu akan hidup terus, dalam arti diharapkan tidak akan terjadi likuidasi di masa yang akan datang.
3.    Pengunaan Unit Moneter dalam pencatatan (Monetary Unit)
Asumsi ini menganggap mata uang adalah alat pengukur yang stabil dan tidak berganti-ganti
4.    Tepat Waktu (Time-Period/Periodicity)
Kegiatan perusahaan berjalan terus antar periode menimbulkan masalah pengakuan dan pengalokasian ke dalam perode-periode tertentu di mana dibuat laporan keuangan, untuk itu laporan keuangan harus dibuat tepat pada waktunya.

Prinsip Dasar Akuntansi (Principles)
Konsep dasar yang mendasari penyusunan prinsip akuntansi adalah sebagai berikut :
1.    Prinsip Biaya Historis (Historical Cost Principle)
Prinsip ini menghendaki digunakannya harga perolehan dalam mencatat aktiva, utang, modal dan biaya.
2.    Prinsip Pengakuan Pendapatan (Revenue Recognition Principle)
Prinsip ini menyangkut cara penentuan pendapatan berkala, yang dapat memenuhi kebutuhan untuk penyusunan laporan keuangan yang tepat pada waktunya.
3.    Prinsip Mempertemukan (Matching Principle)
Untuk menyusun laporan keuangan periodik pendapatan yang diperoleh atau terjadi dalam periode akuntansi tertentu harus dipertemukan secara layak dengan biaya-biaya yang terjadi dalam periode akuntansi yang sama.
4.    Prinsip pengungkapan penuh (Full Disclosure Principle)
Yang dimaksud dengan prinsip ini adalah menyajikan informasi yang lengkap dalam laporan keuangan.




Keterbatasan Laporan Keuangan (Constraints)
Keterbatasan yang menjadi kendala dalam penyajian informasi keuangan
1.    Cost- benefit
Informasi disajikan jika manfaatnya melibihi biaya penyusunan dan penyajiannya.
2.    Materiality
Materialitas : pengungkapan informasi dapat menyebabkan keputusan yang berbeda (berlawanan) dengan keputusan yang diambil, seandainya informasi tersebut tidak diungkapkan.
3.    Industry practice
Setiap industry memiliki karakteristik yang berbeda.
4.    Conservatism
Apabila perusahaan memilih satu diantara dua teknik akuntansi yang ada, maka harus dipilih alternative yang kurang menguntungkan bagi ekuitas pemegang saham.










Hierarchy of Accounting Qualities










Understandability (Dapat Diuji)
Pengukuran tidak dapat sepenuhnya lepas dari pertimbangan dan pendapat yang subjektif. Hal ini berhubungan dengan keterlibatan manusia dalam proses pengukuran dan penyajian informasi, sehingga proses pengukuran itu tidak lagi berlandaskan realitas objektif semata. Dengan demikian untuk meningkatkan manfaatnya informasi keuangan harus dapat diuji kebenarannya oleh para pengukur yang independen dengan menggunakan metode pengukuran yang sama.

Karakteristik Kualitatif dari SI
Kualitas primer
1.    Relevan: informasi akuntansi harus dapat membuat perbedaan dalam keputusan
a.    Prediktif Value (nilai peramalan): membantu user untuk melakukan peramalan tentang hasil akhir dari kejadian masa lalu, sekarang dan masa yang akan datang
b.    Feedback Value (nilai umpan balik): membantu user untuk mendukung dan memperbaiki perkiraan sebelumnya
c.    timeliness: tepat waktu

2.    Realibility (dapat dipercaya): suatu informasi dapat dipercaya jika dapat dibuktikan,bebas dari kesalahan, bebas dari bias dan disajikan secara jujur.
a.    Verifiability (dapat dibuktikan)
b.    Representational faithfulness (kejujuran penyajian)
c.    Neutrality (netral)

Kualitas sekunder
1.    Comparability (dapat diperbandingkan): informasi dinilai dan dilaporkan dengan cara yang sama
2.    Consistency (konsisten): penerapan perlakukan akuntansi yang sama atas kejadian yang sama selama beberapa periode.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar